Kesehatan

Efek Terlalu Sering Eksfoliasi Kulit Wajah dan Cara Menanganinya

Eksfoliasi wajah secara rutin perlu dilakukan agar wajah terlihat lebih bersih dan cerah. Tapi, perawatan ini juga sering kali dilakukan terlalu sering sehingga menyebabkan masalah pada kulit.

Eksfoliasi merupakan perawatan kulit yang dilakukan untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan kotoran yang menempel di permukaan. Kulit secara alami melepaskan sel-sel kulit mati untuk memberi ruang bagi sel-sel baru setiap 30 hari atau lebih. Umumnya, kulit harus mengelupas satu hingga dua kali dalam seminggu untuk membantu mempercepat pergantian sel kulit tanpa menyebabkan kerusakan.

Pengelupasan jangka panjang dapat meningkatkan produksi kolagen. Kolagen adalah kunci untuk kulit bercahaya dan cerah. Protein juga meningkatkan elastisitas kulit, meminimalkan munculnya garis-garis halus dan kendur. Namun, terkadang sel-sel mati tidak terlepas sepenuhnya. Hal ini dapat memicu munculnya jerawat, kulit yang bersisik, dan pori-pori tersumbat. Maka dari itu, eksfoliasi dapat membantu mencegah hal ini.

Jika dilakukan terlalu sering, salah satu efek paling umum dari kulit yang terkelupas adalah kulit yang teriritasi dan sensitif. “Salah satu tanda pertama iritasi kulit, termasuk pengelupasan kulit yang berlebihan, adalah kulit akan terbakar atau perih saat mengoleskan losion,” kata Robert Finney, dokter kulit kosmetik bersertifikat di Entière Dermatology, dikutip dari Real Simple, Kamis, 18 November 2021.

Selain itu, tanda-tanda lain kulit terlalu terkelupas adalah kemerahan, kekeringan, iritasi, rasa terbakar, mengelupas, rasa perih, sensitif, sensasi menyengat, ruam, atau bahkan berjerawat.

Langkah pertama untuk merawat kulit yang terkelupas adalah berhenti menggunakan bahan aktif yang berpotensi mengiritasi, seperti retinoid, vitamin C, dan asam hidroksi. Kulit yang terkelupas juga sering kali menggoda untuk dikelupas. Tapi jangan pernah melakukannya.

“Melakukan ini hanya akan melanggengkan siklus, jadi hentikan pengelupasan kulit, termasuk penggunaan microbeads dan asam alfa dan beta-hidroksi.”

Daripada melakukan pengelupasan, beralihlah ke formula pelembap yang lembut, yang mengandung bahan-bahan seperti ceramide, niacinamide, gliserin, asam hialuronat, minyak jojoba, dan lidah buaya. “Gunakan pembersih yang lembut (atau cukup bilas dengan air), gunakan krim pelembap yang kental dan tabir surya. Hal-hal yang anti-inflamasi, menghidrasi, atau yang membantu memperbaiki penghalang kulit sangat diperlukan,” kata Finney.

Untuk mencegah kulit terkelupas secara berlebihan saat melakukan eksfoliasi adalah dengan mengetahui jenis kulit wajah untuk membantu memilih perawatan yang tepat. Jika memiliki kulit berjerawat atau berminyak, direkomendasikan untuk memilih eksfoliator dengan asam salisilat. Jenis kulit kering akan mendapat manfaat dari mencari exfoliator dengan bahan-bahan yang menghidrasi dalam formulanya. Jenis kulit yang sensitif harus mencari produk dengan kandungan asam poli-hidroksi, yang merupakan bentuk pengelupasan kimia yang lembut.

Frekuensi dalam melakukan eksfoliasi disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis kulit berminyak dapat terkelupas hingga tiga hingga empat kali seminggu, sedangkan kulit sensitif mungkin hanya membutuhkan satu. Selain jenis kulit, faktor lain yang perlu diperhatikan saat melakukan eksfoliasi adalah cuaca.

ANDINI SABRINA | REAL SIMPLE | HEALTH LINE

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *